Damkar Catat 160 Kasus Kebakaran Selama Januari–September 2025, Korsleting Listrik Jadi Penyebab Utama
Diskusi Depok — Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok mencatat sebanyak 160 peristiwa kebakaran terjadi di wilayah Kota Depok sejak Januari hingga akhir September 2025. Dari total kejadian tersebut, korsleting listrik menjadi penyebab paling dominan, diikuti oleh kebocoran atau kelalaian penggunaan kompor gas serta berbagai penyebab lainnya.
“Berdasarkan data rekapitulasi hingga 30 September 2025, tercatat 55 kasus kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik, disusul oleh kompor gas sebanyak 20 kasus, serta penyebab lain-lain sebanyak 85 kasus,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Adnan Mahyudin, dalam keterangan resminya yang dikutip dari situs resmi Pemerintah Kota Depok, Jumat (10/10/2025).
Tren Kasus Meningkat pada Musim Kemarau
Adnan menjelaskan, kebakaran akibat korsleting listrik tercatat hampir setiap bulan, namun mengalami peningkatan signifikan pada bulan Maret, April, dan Juli — dengan jumlah kejadian berkisar antara 7 hingga 10 kasus per bulan. Lonjakan tersebut diduga berkaitan dengan penggunaan alat elektronik dan pendingin udara secara intensif selama musim panas dan kemarau panjang.
“Sebagian besar kebakaran di Depok masih disebabkan oleh korsleting listrik. Ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap keamanan instalasi listrik masih perlu ditingkatkan,” ujarnya. Ia juga menambahkan, banyak kejadian terjadi di pemukiman padat penduduk, yang memperbesar risiko api cepat merambat dan menyulitkan proses pemadaman.
Penyebab Lain: Kompor Gas dan Kelalaian Warga
Selain korsleting, kompor gas juga menjadi penyebab kedua terbesar kebakaran di Depok dengan 20 kasus. Insiden ini kerap terjadi karena kebocoran tabung gas LPG, selang tidak terpasang dengan benar, atau kelalaian saat memasak. Sementara itu, 85 kasus lain dikategorikan dalam “penyebab lain-lain” — termasuk pembakaran sampah sembarangan, korsleting peralatan rumah tangga kecil, lilin, hingga puntung rokok.
“Masih ada warga yang tidak menyadari bahaya kecil seperti puntung rokok atau kompor yang ditinggalkan menyala. Hal-hal seperti ini harus jadi perhatian serius,” tambah Adnan.
Langkah Pencegahan dan Imbauan Damkar Depok
Untuk menekan angka kebakaran, Damkar Depok terus melakukan edukasi dan sosialisasi pencegahan kebakaran di tingkat RT, RW, hingga sekolah. Program ini mencakup pelatihan cara menggunakan APAR (alat pemadam api ringan), pemeriksaan instalasi listrik, hingga simulasi evakuasi darurat.
Selain itu, Damkar juga bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemasangan instalasi listrik yang benar dan aman sesuai standar nasional. Masyarakat juga diminta untuk rutin memeriksa kondisi kabel, stop kontak, serta selang gas secara berkala.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk segera menghubungi posko damkar terdekat jika ada tanda-tanda awal kebakaran, jangan menunggu api membesar,” tegas Adnan.
Respon Cepat Petugas Damkar
Damkar Depok saat ini mengoperasikan beberapa posko siaga yang tersebar di sejumlah wilayah strategis. Setiap laporan kebakaran akan direspons dalam waktu rata-rata 5 hingga 10 menit tergantung jarak lokasi. Dalam kurun sembilan bulan terakhir, tim Damkar juga berhasil mencegah api merembet ke bangunan lain di lebih dari 60% kasus yang ditangani.
“Respons cepat dan kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci menekan kerugian akibat kebakaran,” jelasnya.