Diskusi Depok – Peristiwa penganiayaan terhadap seorang pedagang ketoprak di Jalan Siliwangi, Pancoran Mas, Kota Depok, Selasa (9/9/2025) malam, terus menjadi sorotan publik. Seorang pria yang diduga sedang berada di bawah pengaruh minuman keras menganiaya pedagang hingga babak belur serta merusak gerobak dagangan korban.
Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi, menjelaskan bahwa insiden bermula ketika pelaku merasa tidak puas dengan uang yang dibayarkannya untuk seporsi ketoprak. Rasa kesal yang dipicu oleh selisih uang yang dianggap kurang tersebut berubah menjadi tindakan anarkis.
“Ya, menurut informasi, dugaan awal pelaku itu dalam kondisi mabuk. Pelaku kemudian melampiaskan emosinya dengan memukul korban dan merusak gerobaknya,” ujar Made Budi, Rabu (10/9/2025).
Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka-luka cukup serius. Hasil visum menunjukkan adanya lebam dan memar di bagian wajah dan tubuh. “Untuk jumlah pukulan yang dilakukan pelaku masih dalam pendalaman. Namun yang pasti, korban mengalami luka memar di sekujur wajahnya,” lanjut Made.
Baca Juga : Tingkatan Literasi JKN bagi Mahasiswa, BPJS Kesehatan Depok Sambangi UI
Selain menganiaya pedagang, pelaku juga merusak gerobak ketoprak yang menjadi sumber mata pencaharian korban. Kejadian tersebut sontak menarik perhatian warga sekitar. Beberapa saksi mata bahkan sempat mencoba melerai, namun karena kondisi pelaku yang agresif dan dipengaruhi alkohol, upaya tersebut tidak berhasil sepenuhnya.
Korban yang shock dan mengalami trauma kini mendapatkan pendampingan dari pihak kepolisian. Sementara itu, aparat masih terus mendalami motif serta kondisi psikologis pelaku, meskipun faktor alkohol disebut sebagai pemicu utama.
Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan di masyarakat. Banyak pihak menyayangkan masih terjadinya tindak kekerasan di ruang publik yang berawal dari masalah sepele. Sejumlah warga sekitar meminta agar aparat lebih intensif melakukan patroli di lokasi-lokasi rawan kejahatan, terutama pada malam hari.
Kasus ini juga menyoroti persoalan sosial yang lebih luas, yakni meningkatnya konsumsi minuman keras ilegal yang sering berujung pada tindakan kriminal. Pemerintah daerah bersama aparat diharapkan memperketat pengawasan distribusi minuman keras serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak buruknya.
Pihak kepolisian memastikan akan menindaklanjuti kasus ini dengan proses hukum yang tegas. “Kami akan usut tuntas kasus ini dan memastikan pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegas Made.